
Gurita mungkin tidak semanis anak babi atau anak sapi, tetapi mengonsumsi hewan pintar seperti itu memang dapat membuat Anda berhenti atau mengalami gangguan pencernaan. Gurita menunjukkan kecerdasan dan keingintahuan alami yang jauh lebih besar daripada banyak hewan lainnya. Meskipun merupakan hewan yang cukup soliter, mereka juga dapat bekerja sama dengan gurita lain, dan bahkan dengan spesies lain, untuk berburu dan melacak mangsa yang tersembunyi, dan mereka juga dapat belajar dengan melihat gurita lain melakukan tugas.
Mereka menonjol dalam kemampuan mereka untuk menggunakan apa yang oleh seorang ilmuwan disebut “diskriminasi bersyarat,” yang berarti bahwa gurita dapat membuat pilihan modifikasi tergantung pada konteksnya, dan penelitian telah menunjukkan bahwa cephalopoda bahkan mampu merencanakan, bernalar, dan memecahkan masalah. Selain itu, budidaya gurita adalah praktik tidak manusiawi yang menimbulkan banyak risiko terhadap lingkungan. Budidaya gurita cenderung berdampak negatif pada lingkungan laut: Karena gurita adalah karnivora, mereka harus diberi makan ikan lain, yang semakin merusak ekosistem.